Apakah Tuhan Bisa Menciptakan Batu Yang Sangat Besar Sampai Dia Tidak Bisa Mengangkatnya

Maaf, saya mau bertanya tentang sifat wajib dan sifat mustahil.

Dulu ada dosen yang bertanya ke mahasiswa dengan pertanyaan seperti ini:

"Kalau Tuhan itu Mahakuasa, apakah Tuhan bisa menciptakan batu yang sangat besar sampai Dia tidak bisa mengangkatnya?"

Maaf, sebenarnya kita tiada hak untuk menanyakan tentang Tuhan, cukup kita pikirkan penciptaannya.

Tetapi, bagaimana menanggapai hal ini karena di dalam pertanyaan ini ada mencantumkan sifat Mahakuasa dan manggabungkannya dengan sifat "tidak mampu mengangkat".

(Syaichudin, Desember 2010)

Jawaban dari Ustadz Ichsan Nafarin

Namanya Qudrah (Mahakuasa) ya sifatnya mutlak sehingga Dia mustahil tidak mampu (ajz), termasuk mustahil tidak mampu mengangkat batu ciptaan-Nya. Tamsilnya agak rancu, apakah Tuhan "mampu" membuat diri-Nya "tidak mampu"? Aneh kan pertanyaannya. Dzat yang Maha Mampu tidaklah mungkin tidak mampu dalam sesuatupun.

Yang pantas itu pertanyaannya, apakah Tuhan mampu menciptakan batu yang tidak bisa diangkat mahluk-Nya yang terkuat sendiri atau bersama-sama? Maka jawabannya pasti, mampu.

Adapun terciptanya batu itu atau tidak adalah bagian dari sifat jaiz bahwa Allah berwenang menciptakan sesuatu yang mungkin ataupun tidak menciptakannya. Batu itu sendiri ada atau tidak itu menjadi kewenangan Allah untuk menciptakannya atau tidak.

Jawaban dari Dr.K.H.M.Dawud Arif Khan

Alhamdulillah.

Pertanyaan dosen itu tidak tepat. Mengapa?

Karena Qudrah dan Iradah Allah SWT dalam pembahasan sifat 20 itu berta'alluq (berhubungan) dengan al-mumkinaat (segala sesuatu yang mungkin terjadinya/ wujudnya, termasuk di dalamnya Al-Makhluqaat, yaitu segala yang diciptakan oleh Allah SWT).

Qudrah dan Iradah tidak berta'alluq dengan al-waajibaat (segala yang wajib, termasuk sifat-sifat Allah yang wajib) dan tidak berta'alluq dengan al-mustahilaat (segala yang mustahil, termasuk adanya Tuhan lebih dari satu atau adanya sesuatu yang menyerupai atau bahkan melebihi Tuhan).

Jadi pertanyaan seperti apakah Allah SWT kuasa untuk melepaskan sifat Ilmu-Nya atau mematikan diri-Nya tidak relevan dalam hal Qudrah dan Iradah. Jadi, belajar sifat qudrah dan iradah harus bersesuaian dengan belajar sifat mustahil.

Semoga menjadi jelas.
Wa Allah A'lam

H.M. Dawud Arif Khan

Pertanyaan Lanjutan dari MR Fanani

Saya belum paham, Pak.

Mengapa Qudrah dan Iradah tidak berta'alluq dengan al-waajibaat dan tidak berta'alluq dengan al-mustahilaat tetapi berta'alluq dengan al-mumkinaat?

Kemudian, "Jadi pertanyaan seperti apakah Allah SWT kuasa untuk melepaskan sifat Ilmu-Nya atau mematikan diri-Nya tidak relevan dalam hal Qudrah dan Iradah. Belajar sifat qudrah dan iradah harus bersesuaian dengan belajar sifat mustahil" ini maksudnya seperti apa, Pak?

Jawaban dari Dr.K.H.M.Dawud Arif Khan

Alhamdulillah.

Sederhananya begini. Allah itu mustahil berbilang. Terus ada yang bertanya mungkinkah Allah kuasa membuat Tuhan lagi? Ini orang kan logikanya aneh. Bagaimana mungkin ia mengatakan bahwa Allah berbilang itu mustahil, kemudian menanyakan kemungkinannya? Jadi, mustahil itu bukan mustahil?

Atau sebaliknya, Allah itu wajib (pasti) tunggal. Terus ada yang bertanya mungkinkah Allah kuasa membuat Tuhan lagi? Ini orang kan logikanya aneh. Bagaimana mungkin ia mengatakan bahwa Allah wajib (pasti) tunggal, kemudian menanyakan kemungkinan Dia tidak tunggal? Jadi wajib itu bukan wajib?

Sifat Qudrah dan Iradah itu berhubungan dengan kuasa dan kehendak Allah SWT atas makhluq-Nya (dalam ilmu kalam diperluas pada Al-Mumkinaat). Istilah untuk "maa siwa Allah" (selain Allah) yang terluas adalah al-mumkinaat (segala yang mungkin diadakan/diciptakan), lebih kecil lagi adalah al-hawaadits (segala sesuatu yang ada permulaannya), dan lebih sempit lagi adalah al-makhluqaat (segala sesuatu yang diciptakan). Istilah-istilah ini harus difahami dalam mempelajari ilmu Tauhid.

Karena itu, belajar Tauhid itu penting agar tidak terjebak dalam logika aneh-aneh.

Wa Allah A'lam

(Dikutip dengan perubahan seperlunya dari milis khusus anggota IMAN)


Artikel ini dipersembahkan oleh Unit Knowledge Management AL-IMAN (www.fajarilmu.net)

0 Response to "Apakah Tuhan Bisa Menciptakan Batu Yang Sangat Besar Sampai Dia Tidak Bisa Mengangkatnya"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel